Sunday, March 18, 2012

Belajar Multikulturalisme dengan cin(T)a

Poster film cin(T)a

"generasi kita tak mempan dikasih tulisan, generasi sekarang got the philosophi from the movie" -lakon Annisa-

Saya sepakat dengan Annisa, generasi kita lebih bisa menerima gagasan lewat film daripada tulisan. Generasi kita melompati tradisi tulisan. Mungkin inilah alasan film cin(T)a dibuat untuk menjembatani perbedaan tradisi.

Pacaran beda agama bukan sesuatu yang baru, tak sedikit pula orang yang rela berpindah agama untuk menikah bahkan menikah beda agama. Bagi saya pernikahan beda agama adalah suatu hal yag tidak dilarang. Karena esensi dan tujuan sebuah pernikahan adalah mencapai sakinah mawaddah wa rahmah; ketenangan dan kebahagiaan.


film ini berkisah tentang perbedaan keyakinan, suku, dan status sosial. Cin(T)a adalah Cina, Tuhan, dan Anisa. Cina adalah nama lelaki etnis tionghoa, bermata sipit, beragama katolik asal Medan. Sedangkan Annisa adalah gadis Jawa penganut Islam, dan kebetulan seorang artis. Keduanya berbeda dalam beberapa hal, tapi tidak berbeda dalam pandangan hidup, cinta dan arsitektur. Meskipun pada akhirnya mereka dipisahkan oleh perjodohan Annisa dan takdir yang tak mampu mereka ubah.

Ada banyak hal yang bisa kita pelajari dari lelakon keduanya dalam Cin(T)a. Salah satunya adalah kedewasaan menyikapi perbedaan. Buat apa Tuhan menciptakan perbedaan jika Tuhan mencintai perdamaian. Disinilah cinta mempunyai banyak peran, ia adalah pemersatu perbedaan yang ada di dunia. Cinta sebagai anak manusia, sesama manusia yang memanusiakan sesamanya.

Penggunaan simbol-simbol dalam film ini amat kental. Contohnya arsitektur, dalam ilmu ini manusia ditempatkan sebagai pengatur, seolah-olah ia adalah perancang diktator yang paling tahu apa yang dikehendaki sesamanya. Mengenyampingkan tuhan, maka muncullah kesepakatan untuk perayaan "God is director"

Ovel all, meski bukan film terbaru, film ini tetap bisa dinikmati dan masih relevan. Film ini sangat cerdas menyampaikan pesan, perbedaan tidak seharusnya kita rayakan dengan chaos dan pertumpahan darah.

No comments:

Post a Comment

toelis komentarmu