Wednesday, July 13, 2011

Parade Encek

ilustrasi: ibu-ibu membawa encek (dok. wonogiri.go.id)
Pagi hari di Sukowilangun hari pertama tahun ajaran baru pasti banyak pemandangan anak SD membawa encek diatas kepalanya. Sekilas, jika anak SD kelas 1 yang membawa encek akan terlihat lucu karena encek lebih besar tinimbang besar tubuhnya :). Bayangkan saja jika ada barisan anak berseragam bertubuh mungil  membawa encek diatas kepalanya melintas di depan rumah, seperti parade... kami menyebutnya dengan encek'an (membawa encek.)

Encek adalah wadah tumpengan yang terbuat dari gedebog pisang yang dibentuk segiempat dan jaring-jaring bambu. Agar encek bisa dibuat untuk menampung nasi dan lauk pauk harus ada daun pisang yang ditaruh diatas jaring-jaring bambu. Biasanya encek dibuat untuk nampan sajian upacara selamatan.

Jaman saya dulu (1993-1999), termasuk saya dulu juga begitu, di akhir liburan saya sudah heboh meminta bantuan mbah kakung membuatkannya (sewaktu masih bugar dan sehat alfiat) dan mencari keperluan rupa-rupa isi encek yang akan dibawa keesokan paginya. Para ibu yang punya anak tingkat SD juga pasti sibuk membuat ragam menu isi encek. Mereka harus bangun pagi-pagi dan menyapa dapur agar encek siap sebelum jam sekolah. Biasaya isi standar encek berupa nasi, telur dadar, srundeng dan sambal goreng kering.

Sebenarnya encek bukan sebuah keharusan jika orang tua siswa tidak mampu. Namun entahlah, belakangan ini encek bergeser menjadi sebuah kewajiban dan akhirnya menjadi beban orang tua. Isi penganan dalam encek cukup dimakan berempat, jadi meski tak semua anak membawa encek pasti kebagian.

Balik lagi ke cerita saya, ketika encek sudah siap dan saya memakai seragam bersih nan rapi, meski mamakai seragam lungsuran (jaman dulu baju lungsuran turun temurun sangat lumrah). Setelah itu segera saja saya menaikkan encek ke atas kepala dan segera bergegas. Di jalan menuju sekolah sudah banyak teman-teman saya yang juga membawa encek. Sesampai di sekolah, encek masuk kelas dan baru dikeluarkan menjelang selametan dan doa bersama dimulai.

Tanpa menunggu komando anak-anak berbaris rapi di teras kelas yang memanjang sesuai dengan barisan encek. Tamu undangan selamatan sudah di ruang kelas, selamatan segera dimulai, dari ruang kelas terdengar do'a-do'a harapan agar proses belajar setahun kedepan lancar dan berkah. Setelah do'a ditutup barulah para siswa boleh menyantap encek yang ada didepan mata beramai-ramai dengan sukacita. Satu encek dimakan berdua atau bertiga, jika tidak habis encek akan kembali dibawa pulang ke rumah.

Tradisi encek'an sudah mengakar sedari dulu, meskipun beberapa tahun lagi encek bukan lagi berupa gedebog pisang melainkan plastik atau kardus. Namun nilai encek'an tetap harus bermakna, melambangkan rasa syukur dan do'a.

   


Sunday, July 10, 2011

Twitteran via SMS

Yakinlah kalau suatu hari teknologi bukan hanya menjadi milik orang-orang berduit, teknologi bisa dinikmati oleh semua kalangan dan bukan lagi barang mewah. 

Dulu, tahun 2000an sedikit sekali orang yang bisa memiliki Handphone (Hp) dan merasakan kemudahan berkomunikasi. Sekarang beda, hampir semua orang memiliki Hp dari anak SD sampai nini-nini mengantongi Hp dari berbagai merek. 

Kemudahan semakin terjangkau, apalagi Hp jaman sekarang sudah dilengkapi fitur-fitur menarik dan bisa terhubung dengan internet, lengkap dengan aplikasi jejaring sosial dan membuat kita semakin autis ketagihan di depan layar Hp. Hampir semua orang menyadari bahwa jejaring sosial seperti Facebook dan Twitter bisa menjembatani orang bertemu tanpa tatap muka dan saling berbagi. Perusahaan telekomunikasi sekarang juga beramai-ramai menawarkan tarif murah atau gratis akses internet lewat Hp. Sayangnya, tak semua Hp bisa mengakses internet, hanya Hp yang dilengkapi gprs atau 3G yang mungkin.

Tak usah khawatir, banyak sekali cara untuk mengatasi keterbatasan perangkat teknologi dan menawarkan banyak kemudahan. Meskipun perangkat Hp yang anda gunakan hanya mampu digunakan untuk mengirim SMS dan Telepon, berlayar hitam abu-abu anda masih bisa ber-Twitter dan terhubung dengan dunia yang lebih luas. Sayangnya fitur yang tersedia di Twitter ini masih berbayar Rp. 1500,- per minggu atau 5.000,- per bulan. Pengen tahu lebih lanjut? berikut ini tutorial ber Twitter ria lewat SMS

Hal pertama yang harus kita lakukan adalah:
  • pengaturan awal
->> klik setting di bagian kanan atas







->> lalu klik menu mobile







->> isi data yang diminta dengan benar










->> baca perintah dengan seksama,  lalu kirim sms berisi kata dalam kotak tanda panah ke nomor 89887 untuk verifikasi

Beberapa saat kemudian anda akan menerima SMS konfirmasi dari Twitter, apakah pengaturan sudah berhasil atau tidak.










->> jika nomor anda sudah terverifikasi, akan muncul pengaturan pengiriman notifikasi dsb. Atur sesuai kebutuhan anda














  • Langkah terakhir, jangan lupa untuk memperhatikan perintah untuk menjalankan Twitter via SMS


















Sekarang, ber-Twitter seperti ber-SMS dan harga menjangkau kantong, tak perlu mengganti Hp anda dengan Hp berfitur canggih. Silakan bereksperimen... selamat ber Twitter ria

Tuesday, July 5, 2011

Jogja: kampung halaman keduaku

Merapi (jupri.wordpress)

Simbol filosofis (ajengsekar.blogspot)

Saya pertamali mendatangi jogja dulu sewaktu liburan SMA kelas 2 tahun 2003, saat itu sedang ada pesta akbar Pramuka se-Indonesia di Prambanan. Ya, saya termasuk dalam salah satu anggota kontingen putri Kota Malang. Saya berkesempatan untuk tinggal, jalan-jalan dan berpesta selama 10 hari di Jogja dan Magelang.

Kunjungan kedua saya saat kelas 3 SMU ketika mengadakan studi tour kearah Barat, jatuhlah pilihan pada Ngawi, Solo, Jogja dan pulang kembali menyusuri daerah pantai Utara Jawa karena kami merencanakan ziarah ke makam para Wali. Kedua kunjungan saya ke jogja belum membuat jatuh hati sepenuhnya. Baru ketika saya jatuh cinta pada orang asli Jogja saya semakin menggilai kota ini. Kota nyaman untuk belajar, berbudaya dan membaca buku.

Saya memutuskan memilih salah satu universitas di Jogja dan mengambil studi Tafsir&Hadis di Universitas Sunan Kalijaga. Kenapa musti Jogja? alasannya klise, karena orang tua tidak mengijinkan saya memilih Jakarta->> sarang penyamun. hmmm jawaban lainnya karena saya ingin mencicipi manisnya jalan-jalan di Jogja seperti yang dulu pernah saya rasakan dan menjelajah.