Saturday, July 10, 2010

Merenungkan kembali Demokrasi kita


Sebagai negara yang menganut sistem demokrasi, kesejahteraan masyarakat Indonesia kalah jauh dengan negara lain yang juga menganut sistem demokrasi. Kira-kira adakah yang salah dengan model demokrasi kita? Sebenarnya model demokrasi yang bagaimanakah yang dianut Indonesia?
Untuk menjawab pertanyaan tersebut, marilah menengok sejarah bagaimana ideologi bangsa dibentuk sebelum kemerdekaan. Demokrasi kita terbentuk tak lepas dari kritik yang dilakukan oleh founding fathers kita terhadap demokrasi negara lain. Kritik yang pertama; demokrasi tidak hanya berhenti pada pemaknaan "kebebasan" melainkan sebuah instrumen untuk menggapai semua tujuan ideologi-ideologi yg lbh besar, yaitu peningkatan kualitas kesejahteraan masyarakat.
Kedua; kerakyatan harus dijalankan berbasis pada "hikmah kebijaksanaan" atau "dipimpin oleh hikmah kebijaksanaan dan permusyawaratan". kata ini sebenarnya mengajak kita untuk menegakkan demokrasi kita berdasarkan kesadaran bahwa demokrasi adalah alat perjuangan warga untuk mengaktualisasi peri kemanusiaan dan peri keadilan. tidak bisa dibayangkan jika kebebasan dalam demokrasi tanpa kesadaran, kita akan terjebak pada democrazy belaka.
Ketiga; demokrasi tidak hanya didasarkan pada pemilihan, tetapi juga didasarkan pada dua kata kunci penting yang telah disampaikan oleh founding fathers, yaitu dasar permusyawaratan dan perwakilan. prinsip dasar yang sudah dimiliki oleh bangsa ini sejak dulu, yaitu musyawarah, dialog atau kebebasan beradu gagasan untuk memperoleh kualitas gagasan yang lebih baik.
Itulah poin yang disampaikan oleh Ari Dwipayana dosen Fisipol UGM dalam seminar sehari sabtu 29 juni lalu yang bertajuk “Demokrasi dan politik warganegara” yang juga dihadiri oleh anggota komisi II DPR RI Abdul Malik Haromain dan aktivis Ombudgement DIY Bagus Sarwono. Seminar ini diselenggarakan oleh Infest bekerjasama dengan PW GP Ansor DIY.
Akhirnya, demokrasi bukanlah tujuan melainkan alat untuk memperoleh kesejahteraan.

No comments:

Post a Comment

toelis komentarmu