Tuesday, December 28, 2010

Bantengan ala anak kecil

Ricak, Billy, Bimbi, Andi dkk sedang membuat banten-bantengan

Bulan agustus hampir saja berlalu, karnaval dalam rangka memeriahkan hari ulang tahun Republik Indonesia juga baru seminggu terlewati. Ada yang khas dari sajian karnaval di desa kami, yaitu pertunjukan bantengan, jaranan dan kesenian Truntung. Belakangan yang digandrungi oleh anak-anak di sekitar ruamahku adalah bantengan. mungkin karena galak dan ditakuti anak dikala mengamuk diantara histeria para penonton.

jika bantengan di karnaval menggunakan peralatan yang memang di keramatkan dan tidak semua orang diijinkan untuk memainkannya, maka bantengan ala anak kecil sangatlah sederhana dan tidak bakal menimbulakan kesurupan. Cukup menggunakan pangkal pelepah kelapa yang sudah dimodifikasi sebagai kepala banteng, kain panjang berwarna gelap, dan rumput sebagai buntut banteng.Tali pengikat banteng pun segera di tautkan layaknya banteng sungguhan.

bermain
Bergotongroyong mereka membuatnya, setelah banteng jadi, serentak mereka saling berbagi peran. dua orang sebagai pemain banteng, dua orang sebagai pengendali tali, satu orang sebagai pelecut, dan lainnya sebagai penabuh alat musik. permainan dimulai, layaknya banteng sunguhan, mereka mengamuk dan menjadi-jadi. kadang terguling dan terjatuh tanpa mengaduh dan berpura-pura kesurupan layaknya pemain banteng sungguhan. serentak salah satu teman mereka bertindak sebagai pawang banteng gadungan dan mencoba menyembuhkan rekannya dengan mantra.

canda tawa riang pun menghiasi wajah-wajah polos mereka, menjadi milik senja dikala sore itu. histeria gadis cilik yang menonton juga melengkapi momen senja itu. Aq yang menyaksikan tingkah polah mereka merasa lucu bercampur geli dan salut tentunya. Di tengah gempuran mainan impor berupa robot plastik, Playstasion, dan game online yang cenderung melahirkan budaya individualis dan soliter, tidak menyurutkan mereka untuk masih bermain bantengan dan mainan tradisional lainnya. Bagi mereka, bermain bersama teman lebih menggoda daripada bermain robot sendirian.

Tulisan tentang kampungku setahun yang lalu

No comments:

Post a Comment

toelis komentarmu