Monday, April 16, 2012

Mengintip dari Bukit Turgo

Merapi dari puncak bukit Turgo

Memasuki kawasan bukit turgo, jalanan aspal yang kami lalui berubah menjadi jalanan setapak tanah. "bekas rumah terbakar lalu ambil jalan kanan sampai ketemu tiga plang papan ambil jalan kiri" begitu petunjuk yang diberikan ibu warga dusun yang kami titipi motor. kami datang berempat kesini demi memenuhi keinginan berziarah salah satu teman. saya sendiri tidak tahu apa keinginan saya sebenarnya; mungkin hanya ingin menatap pemandangan dari ketinggian, sekedar ingin menginjakkan kaki, ziarah, atau mengadukan isi hati demi ketenangan jiwa.

Wangi tanah basah sehabis hujan dan kami pun mengikuti jalan setapak dan arah yang diberikan ibu penjaga. dari kejauhan samar-samar wangi dupa tercium, semakin kuat wanginya ketika kami berjalan maju. Tak lama, kami menemukan kembang setaman dan dupa yang terbakar separuh di sisi kiri jalan. Kami tak punya banyak waktu untuk berhenti, meski napas ngos-ngosan langkah kami harus terus karena hari semakin sore. kami tak boleh terlalu malam di atas.

Sepanjang jalan yang kami lalui ada bunga putih berguguran, menambah suasana khat tempat ini, memikat. Bersama aroma alami kami semakin bersemangat meraih puncak, menyatukan diri dengan alam. Banyak saksi bisu sisa keganasan awan panas Merapi yang kami temui disini, termasuk tanah merah seperti batu bata raksasa.  Meski banyak tikungan yang mirip  dan suasana  yang itu-itu saja kami yakin akan sampai di atas.

Dan.. suasanapun beralih ke pemandangan  gunung Merapi yang bersembunyi dibalik rerimbunan tanaman. Hari itu Merapi sangat cantik, tak ada sapuan kabut dan mendung di sekelilingnya. Mulai ada tanaman hijau yang menutupi wajah abu-abunya.  Sampai puncak Turgo, kami dimanjakan oleh eloknya Merapi. Rasa lelah dan napas tersenggal-senggal kami pun hilang.

Di puncak Bukit Turgo, kami menyempatkan bertahlil di Maqam Syeh Jumadil Kubro. Sesekali mengambil foto lalu asyik sendiri menikmati senja dan Jogja yang tengah dilanda Mendung.

Menit terakhir disana aku berdoa; "wahai Tuhan yang maha gaul, aku ingin Kau berbuat yang seadil-adilnya untukku. Aku ingin lelaki brengsek seperti badman diganjar sesuai dengan kadar kebrengsekannya. ganjarlah ia dengan luka yang juga pernah ia berikan padaku. amin...."

Makam Syekh Jumadil Kubro di puncak Turgo


No comments:

Post a Comment

toelis komentarmu