Tuesday, May 1, 2012

Isi Pandoraku; Hubungan Kadaluarsa

Dua teman saya baru-baru ini putus dengan pacar. Kemudian mereka membuka kotak pandora dan membagi isinya di blog. Ahay.. saya juga ingin membagi isi kotak pandora saya. temanya sama; tentang sebuah hubungan yang kadaluarsa.

Satu hal yang sering membuat saya sesak dan merasa terus-terusan dilecehkan. Begini ceritanya... saya dulu pernah menyelingkuhi pacar demi laki-laki ini. Hari ini saya mengakuinya sebagai sebuah pelajaran, sebuah karma, buah dari kesalahan yang dulu pernah saya lakukan dengan gelap mata.



***
Pertemuan
Namanya *jelek, saya sering menyebutnya Badman, lelaki jelek. secara fisik dan muka memang dia jelek. Pertemuan kami berawal dari video conference antara Jogja-Aceh yang digelar. Saya tak pernah bercakap langsung dengannya, hanya melihatnya berkelebatan diantara keriuhan acara di gedung serbaguna kampus UIN.

Saya tak mengira, jika pertemuan itu membawa saya pada cerita berikutnya. Cerita isak tangis dan sesak dada di tahun berikutnya. Kami tak pernah bertemu setelah itu, tapi siapa sangka jika si Badman sering menanyakan perihal saya dan mengirim salam lewat kawan perempuan saya. Saat itu cintanya untuk saya berlimpah, hingga ia pun akan tetap maju pantang mundur meski saya sudah berpacaran.

Saya tak ambil pusing menerima salam dari orang yang tidak saya kenal, berlalu saja.

Hingga satu tahun berlalu, kawan perempuan saya mengajak bergabung di sebuah komunitas yang bergerak di bidang teknologi informasi. Dari penjelasannya saya tak banyak tahu detilnya. Hingga saya menyambut ajakannya untuk bergabung dengan hati senang.

Suatu hari, sebelum pertemuan perdana hari itu. Sebuah pesan pendek mampir ke layar Hp saya. Dua abjad nama tercantum. Saat itu dewa-dewi kahyangan menurunkan ilham untuk saya. "inikah lelaki pengagum yang selalu mengirim salamnya untukku?"

***
Proses
pertemuan demi pertemuan berlangsung, entah kami berdua berdua bertemu atau beramai-ramai dalam sebuah forum belajar. Ia sering mampir ke kos. Saya sering diajaknya ke tempat-tempat asyik dan acara-acara budaya yang saya suka. Well saat itu saya ratu penyuka event-event yang diadakan di setiap sudut jogja. Tiba-tiba saya merasa nyaman berada didekatnya. Terasa ada yang kosong jika forum belajar kami tak ada si badman. Ia si pencipta kenyamanan itu saya kira, sering membuat guyonan, sering membuatkan kebanggaan untuk saya.

Suatu hari kawan peremuan saya menggoda dengan pertanyaan "fi..kalau si badman ada rasa sama kamu gimana?" saya hanya menjawabnya dengan senyum waktu itu. Ya, saya memang sudah bisa menebak perasaan si badman lewat sinyal indra keperempuanan saya.

Tak adil rasanya jika saya tak bertanya langsung pada yang bersangkutan. Malam itu saya ajukan pertanyaan yang sama padanya. "Benarkah?" dan ia gemetar, tersenyum simpul lalu menghisap rokoknya perlahan. Saya bisa membaca gerak tubuhnya, "iya benar.." Ah, ia sudah memendamnya selama setahun ini. Saya katakan bahwa itu tak mungkin terjadi, saya terlanjur membangun komitmen dengan lelaki lain yang juga saya cintai. Dan ia tak mencoba bernegosiasi, diam terkunci dengan semyum simpul.

Pagi hari, saya memutuskan untuk pulang ke rumah selama liburan puasa. tak lupa saya mengirimkan pesan pamitan ke si badman. lalu ia menjawab "tiba-tiba merasa sepi.." sesaat lagi tiba pesan keduanya "meskipun saya tidak bisa memiliki njenengan, saya akan tetap mencintai dan menyanyangi njenengan" -setan terkutuk,- perasaan haru mulai menyelinap begitu saja tanpa permisi.. ah fak!

***
Lekat & Dilema
Singkat cerita, ia sering menghubungi saya selama di rumah. Baik lewat telpon maupun jejaring sosial. Karena itu, mas pacar tak bisa menelpon saya karena jaringan selalu sibuk, padahal saat itu saya asyik ngobrol dengan si badman. Hubungan saya dan mas pacar mulai renggang. Saya merasa lebih nyaman ngobrol dan ditemani si badman daripada mas pacar. fakk!!

Menjelang idul fitri, si badman mengajukan proposal pernikahan kepada saya. Saya dilanda dilema, tak percaya jika si badman bertindak senekat itu. Saya katakan sekali lagi, itu tidak mungkin. dan mulailah ia menangis, membuat puisi miris lalu berbuat onar di fesbuk. Nama akunnya berubah menjadi "mayat hidup", fotonya berubah menjadi foto babi :D Semakin membuat saya tertekan dan merasa bersalah. Saya tak mengerti ketika itu, ia telah merapal nama saya dalam sebuah mantra yang disucikan :D

Hari ketiga lebaran, badman datang ke rumah. Ia menjemput saya untuk bertemu dengan papa-mama dan keluarga besarnya di Blitar. Aneh, saya menurutinya saja. 
 
***
Lebaran usai, liburan usai. Penolakan saya terhadap proposal pernikahannya berlanjut pada kata-katanya yang mengancam dan menekan saya. Suatu hari ia pernah akan berniat pergi meninggalkan Jogja untuk selama-lamanya. Tak lagi bisa ditemui keluarga maupun saya selama-lamanya. Ia akan mengembara kemanapun, seperti pengembaraan yang pernah dilakukannya ketika SMP. Sekarang saya mengingatnya seperti sebuah drama, menampilkan sebuah adegan aktor minggat karena cintanya tak terwujud :D

Pernah ia mengirim pesan pendek, tak tahu itu memang dikirimkan untuk saya atau salah kirim :p "bu *dokter, bagaimana dengan kondisi jantung saya... bla.. obat..periksa..bla.. bla.." dan suatu ketika ada lagi pesan ancaman yang (sengaja) dikirimkan untuk saya "Maaf ma, Badman tak bisa jadi anak yang baik seperti anak mama yang lain. Badman pamit pergi mengembara seperti dulu. Jangan cari badman lagi" :p

tak hanya pesan pendek, ia juga mengirimi saya email, pesan di fesbuk bertubi-tubi. 
 
***
Singkat cerita, saya tak lagi mampu mempertahankan hubungan saya dengan mas pacar. Terasa hambar.  Saya merasa, hanya si Badman yang saya inginkan. Lalu pada akhirnya saya memberitahu mas pacar tentang apa yang sudah terjadi selama ini. Mas pacar,terlihat terpukul, ia sangat kecewa, terkhianati. Meskipun, pengkhianatan ini tak sedikitpun mengurangi rasa cintanya terhadap saya :_( 
 
Semua perhatian mas pacar tetap untuk saya. Mesipun pada akhirnya ia menyerah, tak pernah menghubungi saya lagi tanpa sebab, tanpa pertengkaran hebat. Saat itu saya tahu bahwa hubungan kami sudah berakhir alias kadaluarsa.
 
Saya tak lagi menginginkan pertemuan dan perbincangan intim dengannya
Saya tak lagi peduli apapun tentangnya

***
Karma
Lalu bagaimana saya dan si Badman?
Hubungan saya dengan badmad juga tak terlalu manis, selalu menggantung. Ia tetap merahasiakan hubungan kami dihadapan kawan-kawannya. Saya bukan lagi prioritas, ia tak semanis dahulu. Tak lagi selalu menepati janji dan menjadi teman belajar saya yang budiman :D

Suatu hari saya tahu dari bahasa tak kasat mata yang keluar darinya. Ia tengah jatuh cinta pada gadis  berkacamata pada seminggu pertemuan. Perhatiannya sangat berlebih untuk si gadis dibanding saya. Bahkan, ketika ia berkesempatan mengunjungi Autralia ia menyediakan oleh-oleh khusus untuk si gadis. Tidak ada oleh-oleh istimewa untuk saya. Saya sadar ketika itu, cinta saya yang dulu pernah dikejarnya kini telah berpaling ke cinta untuk si gadis berkacamata. Fak..!! harga diri saya mulai terluka, ego saya mulai berbicara.

Saya mulai memata-matainya. Pernah suatu ketika saya memutuskan untuk tidak lagi menjalin hubungan, tidak lagi menghubungi. Memutuskan semua kontak di dunia maya, karena bisikan perasaan saya "badman sedang mempermainkan saya." Lagi, setelah memutuskan hubungan saya dilanda rasa bersalah, merasa kehilangan yang teramat sangat. Hari itu selalu ada air mata  penyesalan -fak lagi...! akhirnya saya menyerah untuk bisa kembali lagi dengannya. 
 
Aneh.. seumur-umur saya tak mernah memohon dengan sangat mengusahakan cinta. Bubar ya bubar.. tak ada kata kembali dalam kamus saya. tapi kali ini tak berlaku untuk si Badman.. Susah sekali untuk bangkit move on. Saya merasa kalau saya tak bahagia jika tidak dengan Badman, tak ada lelaki lain selain dia. Mata saya tertutup, karena ego dan harga diri sedang berbicara.

Saya memilih bertahan meskipun ia sedang mempermainkan saya dan ia tak sungguh-sungguh menepati kata-kata. Pertengkaran demi pertengkaran tapi saya berhasil dilelehkan setelah itu. Sungguh aneh...saya tetap bertahan meski saya tahu, ia mencoba merengkuh perempuan lain tapi tetap ingin mengikat saya. Poligami.
 
***
Mantra-mantra yang patah
Saya selalu bercerita tentang apapun yang terjadi pada kawan terdekat saya, untunglah. Salah satu kawan terdekat saya saat itu membawa saya untuk menjalani hypnoterapi dan meditasi. Saat itu ketiga terapis, salah satunya adalah kawan saya, berbisik-bisik tentang mantra-mantra cinta yang merasuki saya. Well, saya mulai tahu apa yang harus saya lakukan, mematahkan mantra-mantra. Saya pun mulai teratur melakukan meditasi, sesering mungkin di hypnosis dan melakukan apa pun saran terapis.

Saat ini, saya baik-baik saja meski tidak seperti dulu kala. Mantra-mantra itu telah patah. Yah... inilah  pelajaran yang sangat berarti untuk saya ingat. Sekarang saatnya untuk tegak berdiri meninggalkan masalalu sebagai pelajaran. Puji Tuhan...

No comments:

Post a Comment

toelis komentarmu