Tuesday, June 28, 2011

Keroncong ala Kadarnya

keroncong seadanya

Malam ini, saya bersama kawan, menyempatkan waktu untuk menjawab rasa penasaran saya terhadap aksi keroncong di RT sebelah yang digelar setiap malam Sabtu. Sesampai di lokasi saya sempat bingung dan terheran-heran, ada spanduk tulisan 'Paguyuban Keroncong' namun justru lagu campursari yang terdengar. Di lokasi hanya ada beberapa bapak-bapak duduk santai sambil menunggu giliran bernyanyi (mirip suasana karaokea deh.. ^^). Beberapa menit setelah lagu campursari habis barulah saya mendengar 'tanah airku', lagu keroncong yang sering dilantunkan diva keroncong Sundari Sukotjo.

Tak lama kemudian bapak yang sedang berada di panggung mempersilakan saya dan kawan untuk duduk bersama warga lainnya menikmati malam keroncong.

Saya juga sempat bingung tidak melihat ukulele, biola, gitar, sitar dan peralatan standar lainnya. Di panggung sederhana hanya ada orgen tunggal yang dimainkan bergiliran dan mic ^^. Hmmmm... meski dengan peralatan seadanya, mereka tetap nyaman dan terhibur (hhehe daripada ke karaokean musti sewa).

Diantara gempuran musik televisi mereka tak melupakan Keroncong, musik asli Indonesia. Meski tidak seperti keroncong asli, semangat mereka untuk tetap melestarikan budaya patut diacungi jempol. Mereka membangun kesadaran kolektif untuk menjaga warisan musik keroncong dan menularkannya pada keluarga, anak dan cucu.

bagaimanapun caranya yang penting keroncong.... The Music of my country

Wednesday, June 22, 2011

Menikmati Jazz ala Jogja

atmosfir bernyanyi @jazz mben senen


Alunan saxophone, piano, bass, gitar dan gebugan drum bergema di area Bentara Budaya Yogyakarta (BBY) setiap senin malam. Karena itu, pagelaran jazz ini dinamai 'Jazz mben senen'. Pengunjungnya bukan orang-orang berdasi atau berpakaian necis, cukup dengan sandal jepit pun sudah sah menghadiri pagelaran ini. Itulah istimewanya hiburan ala jogja..sangat bersahaja.

Setiap Seninnya pegelaran ini dimulai setiap jam delapan dan hampir tak pernah absen di hari senin. Pagelaran Jazz mben senen tidak dipungut biaya alias gratis bagi para penontonnya. Tapi ada kotak saweran alias kotak todongan seikhlasnya yang diputer. Dari hasil sawearan itulah mereka membiayai biaya operasional pagelaran. Makanya gratis...^^

Jazz mben senen bukan hanya tempat musisi yang sudah mahir ngejam, banyak diantara pemainnya yang masih dalam tahap pemula bahkan amatiran. Banyak pula musisi muda yang memanfaatkan pagelaran ini untuk belajar dan berbagi soal teknik ngejazz yang benar. Jadi jangan kecewa kalau kadang suara musiknya terdengar kurang enak di telinga. Atau terdengar aneh karena faktor lain.

Permainan musik jazz memang unik, bebas berekspresi namun ada aturannya masing-masing. setiap pemain bebas berimprovisasi dan saling menghormati dengan memberi kesempatan pemain lainnya untuk unjuk kebolehan. Mendengar jazz sama halnya mendengarkan percakapan yang tak terduga, itu kata Seno Gumira. Hmm.. selebihnya di balik Jazz banyak hal yang bisa kita pelajari.

mari kita mencari

Penggebuk drum cilik beraksi


Sunday, June 19, 2011

Kangen Pertunjukan yang Mencerahkan

(dari rumahmimpi.net)

Saat "Laskar dagelan" pentas di rumah sendiri kemaren  di Taman Budaya(14/6/2011). Saya juga ikut penasaran dengan aksi panggung mereka. Ternyata sangat menghibur, lucu khas guyonan Jogja yang kaya kosakata plesetan namun tak kosong dari kritik terhadap peristiwa teraktual. Laskar Dagelan berlatar keseharian masyarakat Yogyakarta pasca guncangan status keistimewaan dengan persoalan individu masing-masing lakon.

Karena jenis pertunjukan drama musikal plesetan, laskar dagelan berkolaborasi dengan group musik hip-hop Kill the Dj yang mengusung Hip-Hop jawa. Lirik-liriknya sangat jawa bahkan mayoritas liriknya diadopsi dari mantra kitab klasik jawa dan paribahasa jawa. Sungguh Jogja...

Salah satu isu yanng diusung Laskar Dagelan adalah status keistimewaan Jogja. Jogja memang istimewa, meskipun pemerintah mengulur status keistimewaan Jogja, Jogja tetap istimewa di mata masyarakat Indonesia. Jogja bukan sekedar kaya dengan budaya tradisional saja, tapi juga membuka diri untuk berbagai budaya dan kesenian. Kota ini terus tumbuh dan menjadi pionir budaya bagi Indonesia. Tidak istimewa dalam hal budaya, Jogja juga memiliki keistimewaan di bidang lainnya.

Thursday, June 9, 2011

Eksotisme Air Terjun Sri Gethuk


Curug Sri Gethuk (dok. Budi Mbol)

Siapa sangka kalau daerah Gunung Kidul yang nampak gersang dan didominasi dengan pemandangan bebatuan kapur ternyata menyimpan wisata air yang tak kalah elok jika dibanding Green Canyon yang ada di Ciamis. Curug Sri Gethuk namanya, tapi warga sekitar menyebutnya dengan curug Slompret karena pada malam-malam tertentu sering terdengar bebunyian slompret dan berbagai alat musik lainnya dari curug ini.

Curug Sri Gethuk ini bisa kita temui di desa Bleberan, Playen Gunung Kidul. menempuh sekitar 1,5 jam dari Jl. Wonosari. Sayang jalan menuju curug eksotis ini sangat tidak layak disebut jalan. Jalanan masih berupa bebatuan kapur dan tanah. Di kala musim kemarau jalanan seperti mungkin akan menimbulkan banyak debu. Ehem..minggu lalu saya dan lima kawan baruku mengunjungi curug ini.

alright.. sesampai di jalan terakhir yang bisa dilalui motor, kami harus melewati bantaran sawah dan anak tangga. Cukup jauh dari tempat kami memarkir motor. Mungkin beberapa bulan lagi jalan menuju curug Sri Gethuk bisa dijangkau dengan mudah. Di hari itu kami menyaksikan alat berat yang menggerus bebatuan kapur untuk dijadikan jalan menuju curug.

Curug Sri Gethuk memang elok, meski memasuki musim kemarau debit airnya lumayan deras. Sayang sekali tak ada sampan yang mengarungi kali oya seperti kata wijna (mblusuk.com). Tak apalah, untungnya saya sedikit-sedikit bisa berenang dan banyak bergaya batu ^^.


Berhati-hatilah kalau ingin berenang di kali Oya, arusnya cukup deras dan dalam.  Saya sendiri hampir terhanyut arus jika tidak menggandeng tangan Koh Yon (kamsia koh). Bebatuan kalinya juga lumayan tajam, bisa saja menggores kulit.

Selain air terjun, di kompleks desa Bleberan juga terdapat goa yang tak kalah eksotisnya (berpikir ala orientalis neh ^^). Sepertinya goa-goa disana juga masih digunakan ritual orang-orang kejawen. Disana bisa kita dapati tempat-tempat khusus semedi dan membakar dupa, jadi jagalah sikap anda disekitar sini, sekedar menghormati.

Indonesia indah disetiap jengkalnya. Karenanya Aku cinta Indonesia.

Aliran air terjun (dok. Adit, Mar, n Budi)
elok pokoknya (dok. Budi, Adit, Mar)

Pose (dok. bertiga)




Behind the process: saya kurang bersemangat menulisnya :(