Tuesday, May 15, 2012

Senja Pantai Gua Cemara: Iseng Membawa Keindahan

Senja Pantai GUa Cemara Yogyakarta sepotong senja untuk pacarku
Pantai Gua Cemara namanya, pantai berpasir hitam di pesisir selatan Jogja. Sebelah timur Pantai Kwaru, dekat menara mercusuar. Kami tak sengaja mengunjungi pantai ini. Oh ternyata, pantai ini menyimpan sepotong senja yang indah. Senja terindah yang pernah saya saksikan.

Sore itu resah (bahasa popnya “galau”) sedang melanda, tiba-tiba saja saya layangkan pesan pendek ke Fajar, sahabat baikku. “Ayo ke pantai.. liat sunset, lagi suntuk!” dan ajakan pun bersambut. Diantara waktu yang mepet untuk menghantar senja dan jarak yang lumayan, kami tekadkan untuk berangkat. Seperti mengiyakan ajakan spontan ke warung makan atau warung kopi. Tanpa repot-repot membawa bekal atau mempersiapkan apapun.


Awalnya, kami berniat menuju Pantai Parangtritis saja, tapi di tengah jalan saat kami melintasi pertigaan jalan menuju Pantai Kwaru, kami ragu sejenak. Pilihan jatuh ke Pantai Kwaru, karena saya belum pernah menginjakkan kaki disana. Saya selalu mengunjungi Pantai Parangtristis saat ingin pantai dikala waktu mepet dan sedang tidak liburan.

Sore itu sangat cerah, langit membiru, jam 5 sore matahari masih bersinar garang di sebelah barat. Kami menepi sejenak mengambil gambar dengan kamera saku milik fajar. kamera besar, DSLR sedang tidak bisa ditenteng, karena saya sedang musuhan dengan empunya! awalnya hanya ingin mengambil pemandangan sawah dan mentari tanpa orang. Belakangan orang yang memotret juga ingin difoto menjadi siluet senja berlatar senja. Beruntung, kami lekas tersadar, ingat tujuan kami; mengejar atraksi senja.

Sebelum mencapai Kwaru, melintasi tikungan, saya melihat papan petunjuk menuju Pantai Gua Cemara. Naluri menjelajahku mulai kambuh, merayu Fajar mengubah destinasi. Sedikit berdebat, akhirnya Fajar luluh. Kami pun segera tancap gas mengejar waktu.

Sampai tujuan, kami masih terpana. Pantai ini tertata, dikelola dengan baik oleh warga setempat. Tidak seperti Parangtritis. Gubuk-gubuk bambu lerlihat rapi berjajar, menawarkan aneka jajanan dan hidangan laut. Cemara udang rimpun tapi rapi berbaris di pinggir jalan. Lupa lagi.. kami harus menyaksikan senja...

Hutan mini cemara udang menjadi pembatas pantai dan area warung. Sinar keemasan senja menjadi petunjuk kami untuk menembus kegelapan hutan cemara. Ya kami segera datang senja.. menjemput pesonamu.

Mendadak saya langsung berlari-lari, mengikuti angin dan menantang terpaannya. Melupakan aneka cacian dan sumpah serapah untuk si Cengunguk (eh, saya menyebutnya si cengunguk), kali ini kamu selamat bad man. Fajar bertindak sebagai fotografer dan videograper, mengabadikan tingkah polah saya. Membuat foto siluet, langit merah, laut, dan penari gadungan.

Atraksi senja telah habis, gelap sudah terbit. Kembali ke jalan pulang, kami mengingat ada sesuatu yang tertinggal. Teriakan Aaaaauuuuoouououo... awawawawa.. uwooo..

Terimakasih Fajar Sari Dewi 









No comments:

Post a Comment

toelis komentarmu