Monday, June 25, 2012

Senja di Ngarsopuro

Perut sudah kenyang, kaki-kaki kamipun sudah sehat untuk kembali melangkah, menjelajah jalan Ngarsopuro. Tinggal selangkah menuju pasar antik Triwindu yang berada di sebelah Omah Sinten. Suasana sore mulai terasa, cuaca hari itu cukup cerah sehingga matahari bebas menyepuh apapun di bagian barat. 

***
Saya mengajak mas pacar untuk duduk dibawah lampu-lampu yang ada dalam sangkar. Sembari menikmati suasana dan mengambil gambar. Saya tak tahu, tiba-tiba mood mas pacar kurang bagus, wajahnya datar saja. Ah, mungkin hari ini saya banyak kemauan yang harus ia turuti. atau mungkin capek sehabis keliling pasar :D

Ah.. untungnya, mas pacar adalah lelaki yang manis, ia mau saya ajak melangkah kemanapun saya ingin. Saya mengajaknya kembali melangkah, pindah tempat di depan pasar antik Triwindu yang sudah tutup. Banyak objek menarik yang bisa difoto ataupun dijadikan latar foto disini. Topeng-topeng raksasa yang dipajang ataukah patung Roro Blonyoh yang ada di kir-kanan pintu masuk pasar.

Sunday, June 24, 2012

icip-icip di Omah Sinten

Kaki-kai kami sudah tak karuan rasanya, kombinasi lama berdiri dan mengintari pasar dan the house of danar Hadi.. Perut kami sedari tadi juga minta diisi. Sesuai rencana, kami akan icip-icip menu Omah Sinten yang berada di Ngarsopuro. Bapak becak yang menunggui kami segera sigap mempersilakan kami naik kembali, menuju Ngarsopuro.

*** 
Matahari mulai merunduk di barat, tanda senja akan datang. Becak yang kami tumpangi mulai memasuki kawasan Ngarsopuro, lewat pasar antik triwindu yang sudah tutup, melewati jalan pedestrian dengan lampu-lampu dalam sangkar dan bangku-bangku kosong. Si Pengayuh becak menghentikan becaknya di ujung pertigaan jalan kawasan Mangkunegaran, ya inilah Omah Sinten yang pernah dibicarakan salah satu kenalan di blog pribadinya.


Saturday, June 23, 2012

Melantjong ke the House of Danar Hadi

Tak mengira kalau mas pacar mengabulkan keinginan saya yang agak labil ini, mengunjungi museum batik kuno Danar Hadi di Jl. Slamet Riyadi. Mengingat perdebatan kecil kami sebelumnya, tiket masuk terlampau mahal. Maklum saja, Museum batik Danar Hadi adalah museum milik pribadi yang ditata rapi, bukan museum milik negara yang banyak menyertakan koleksi debu. 

Sempat sedikit bingung apakah kami akan mampir sebentar ke Danar Hadi ataukah langsung icip-icip di Omah Sinten, heritage resto yang tersohor itu. Kembali, mas pacar berbaik hati menyerahkan keputusan ke tangan saya. "sekarang sudah ada disini, nanti nyesel kalau sudah sampai jogja..." tukasnya. semakin membuat saya dilema, antara kalkulator dan mata pelantjong saya :D

Saya sempat mengajaknya jalan kaki saja demi menghemat budget. "hah. yang gila aja.. jalan Salamet Riyadi itu panjang sayang.." potong mas pacar. dan saya pun kali ini mempercayai kata-katanya. "Pak.. becak pak.." panggilnya ketika kami hendak meluncur. Sedikit negosiasi dengan pak pembecak, berapa tarif menuju Danar Hadi-Omah Sinten dari Beteng. Mas-mas pembecak tak bisa ditawar, kekeuh dengan tarif 30ribu. baiklah kami ikut pak..

Tuesday, June 19, 2012

Couple trip to Solo


Sehari sebelum kedatangan simbok ke Jogja, saya merencanakan jalan-jalan bareng mas pacar. Kemanapun saya mau dan tak banyak menguras tenaga akan diturutinya. Yes.. pilihan jatuh ke Solo, kota sebelah yang bukan termasuk destinasi impian saya :D

Saya memang tidak woro-woro ke kawan yang biasa suka jalan-jalan dan menemani saya jalan. Hanya ingin berdua saja :D

Why Solo? saya kira Solo salah satu kota bersejarah yang asyik disusuri. Banyak sesuatu yang paling Indonesia ada disini. Sebut saja keraton Kasunanan Solo, Mangkunegaran, kampung batik, kampung keroncong yang betebaran di Solo, Lokananta, pasar antik Triwindu di Ngarsopuran, Klewer, dan banyak pilihan lainnya. Lalu kami memilih untuk menunggangi si ular besi tinimbang naik motor meski jarak Yogya-Solo bisa ditempuh selama 1 jam.

***

Friday, June 8, 2012

Destinasi Impian Nona

Ini bukan urut-urutan destinasi terbaik. saya hanya ingin menuliskan destinasi impian yang suatu saat nanti harus saya kunjungi .

 • Bromo
Bromo Indonesia
(sumber: blogger.Indonesia.blogspot)
 Meski dulu orang tua saya pernah mengajak kemari, tapi saya tak ingat bagaimana Bromo. Saya masih teramat kecil, mungkin baru berumur belasan bulan. Tentu saja saya tak ingat apa pun tentang Bromo. Foto pun juga tak ada, karena niat kedua orang tua kesana bukan untuk tamasya melainkan nyambangi petani kentang dan menengok bisnis persewaan mobil keluarga disana.

 Sekarang saya sangat iri pada teman-teman yang sudah ke Bromo beberapa kali, padahal Bromo hanya berjarak beberapa jam saja dari rumah :_(
 Hmm keindahan Bromo pun hanya saya saksikan dari beberapa video dokumenter dan hasil jepretan kenalan di fesbuk