Monday, December 20, 2010

Soal Buruh Migran sampai Kota Tua

Sudut alun-alun Purwokerto
Pagi buta aq bersama Lamuk (bukan nyamuk beneran) brangkat menuju Purwokerto, keberangkatan kita terbilang sangat mendadak karena baru menerima undangan "migrant day" beberapa jam sebelumnya. Aq (bertugas bengong dan jalan2) dan Lamuk ditugaskan untuk meliput perhelatan yang di adakan oleh Seruni, komunitas mantan buruh migran di Banyumas. Karena tak ada bus Efisiensi yang berangkat jam 5 pagi, Lamuk memutuskan berangkat dengan bis ekonomi biasa. Dengan berat hati kunaiki juga bis super ekonomi itu karena mengejar waktu agar tak terlampau tertinggal. Niat menuntaskan kantuk ^^ tak terlaksana mulus, berselang-seling dengan keriuhan pedagang asongan dan pengamen jalanan.

Sesampai di Purwokerto, kita bergegas menaiki taksi menuju auditorium Fisopol Unsoed Purwokerto. Diskusi sudah belangsung selama 1 jam sebelumnya, namun esensi dari diskusinya masih bisa ditangkap. Diskusi bertajuk "membangun komitmet bersama melindungi buruh migran" berlangsung meriah, turut mengundang praktisi peneliti, dinas tenaga kerja banyumas, PPTKIS, imigrasi, Lembaga Bantuan Hukum dan aparat desa. Diskusi ini bukan untuk menetapkan tersangka utama penjahat buruh migran tapi berembuk untuk membangun pemahaman bersama melindungi buruh migran.

arak-arak wisuda
Di luar Auditorium Fisipol, juga ada perhelatan agung Wisuda (hik..hiks aq aja belum^^). Menimbulkan beberapa keriuhan dan kemacetan sekitar kampus Unsoed. Suasana kampus bersahabat, macam-macam betuk manusia masih ada disini, yang kribo-gimbal-plontos-baju modis-gembel. Satu hal yang tak ku temui lagi di kampusku, arak-arakan wisudawan-wisudawati keliling fakultasnya. Siang itu ada 3 atau empat wisudawati diarak keliling fakultas ilmu sosial dan politik, mereka menaiki kereta kencana tak berkuda (gerobak sampah). Di belakangnyaa, sorak sorai dan orasi dari pengiring membuntuti kemanapun mereka diarak. 

Kampus disini berbeda dari kampus-kampus jogja, mahasiswa disini tidak disibukkan di ruang-ruang perkuliahan. Sistem kampus mendukung mereka berkarir di luar bangku perkuliahan. Bahkan menjanjikan poin plus-plus bagi mereka yang berkembang diluar kampus. Contohnya saja Aditya Megantara akrab dipanggil Ode, salah satu mahasiswa Unsoed yang saat ini menjadi bagian dari pegiat komunitas mantan buruh migran Seruni. Ode tidak mengenal Seruni di bangku sosiologi yang ia geluti, Ia harus keluar kampus dan berbaur dengan masyarakat.

Sokaraja Tempoe Doeloe
Hari sudah beralih ke malam, tapi hujan tak sedikitpun reda. Niat jalan-jalan menjelajahi Purwokerto di malam hari agak terganggu. Rintik hujan malam itu semakin membuat kota Pak dirman ini indah dan romantis (shit.. it make me missing you). Tapi tak apalah, aq dan vina masih menyempatkan diri bertandang ke alun-alun Purwokerto (tapi dsn kok ada kantor Bupati Banyumas yaa.. aneh ^^). Perjalanan malam kita lanjutkan ke kota tua Sokaraja, kota peninggalan kumpeni disini tak terawat dan berhantu (kata vina). Padahal kalau gedung-gedung peninggalan Sokaraja ini sedikit saja dibenahi dan dirawat pasti bakal kebanjiran wisatawan seperti kota tua di Jakarta. Bagiku Sokaraja masih menyimpan teka-teki sejarah yang belum aq telusuri, aq suka gedung masa kolonial, pabrik gula, stasiun tua, kereta tua dan benteng. I'll be back...

No comments:

Post a Comment

toelis komentarmu