Tuesday, December 21, 2010

Memutus Cinta di Pantai Ngliyep

Pantai Ngliyep http://kendtud.blogspot.com/2009_08_01_archive.htm)

Kepercayaan yang sudah mengakar di desaku, seseorang yang tengah menjalin hubungan atau belum melewati tahun ketiga pernikahannya jangan sekalipun mengajak pasangannya ke pantai ngliyep, pantai itu menyimpan tuah putus cinta katanya. Entahlah apa hubungannya pantai di sebelah selatan ini dengan morat-maritnya sebuah hubungan. Berbeda dengan mitos seputar candi Prambanan yang konon dibangun Bandung Bondowoso sebagai tanda cintanya namun akhirnya ditolak oleh Roro Jongrang. Mitos yang menghubungkan tuah patah hati dan pantai Ngliyep belum pernah kudengar sampai sekarang (ada yang tau...?)

Pantai ini menyimpan kenangan mendalam beberapa tahun yang lalu, saat umurku baru 7 tahun TK nol besar. Bersama budhe-pakde, ponakan, ipar dan sepupu kami beramai-ramai menuju pantai ini menggunakan mobil bak terbuka. Membawa bekal makan siang nasi jagung, blendrang lodeh dan teh dalam tremos merah. Masih tergambar jelas dalam benakku tentang pasir putih, terpaan angin sepoi-sepoi, aneka binatang laut, cangkang yang ditinggal keong dan batu-batu putihnya yang bersih. Saat itu aq merasa lengkap kebahagiaanku, karena keluargaku kompak dan tamasya adalah hal yang tidak pernah kami lakukan sebelumnya. Ketika itu hubungan kedua orang tuaku sudah mulai renggang dan semakin berjarak setelah tamasya itu. Tamasya itu adalah kenangan tentang keluargaku yang terakhir.

Tahun-tahun berikutnya tak ada lagi sepupu dan ponakan yang bersedia menemaniku ke pantai ini, hingga kunjungan keduaku di hari ketiga lebaran Idul Fitri tahun lalu. Aq mengajak seseorang yang tengah mencoba menjalin hubungan denganku, aq berada dalam dilema pilihan yang rumit, antara perasaan cinta dan mengakhiri cinta. Sementara itu hubunganku dengan pacarku semakin renggang karena jenuh dan aq sendiri malas untuk menerima telpon dan membalas sms darinya di hari yang istimewa.

Kedatangan keduaku di pantai Ngliyep kumaksudkan untuk mengenang masalaluku bersama keluarga, sekaligus membuktikan apakah tuah putus cinta di pantai ini masih ampuh atau sekedar mitos jika kita kesana bersama pasangan -saking frustasinya hehehhehe...-. Satu tahun belakangan ini hubungan yang kubangun bersamanya selalu pasang surut dan tak pernah ada keyakinan tentang rasa. Marah dan kecewa tentu ada tapi tak juga membuatku kuasa menggugat soal "rasa". Karena Rasa adalah hak asasi

Kesimpulan: Tak ada Tuah di pantai Ngliyep, kejadian tersebut hanyalah kebetulan belaka tapi nyata ^^. Bubar karena kita tak mau menjawab akar persoalan teknis menjalin hubungan hahahhaha...

2 comments:

  1. ngglembos kowe fik.....
    wo...ancen mbok jak nang ngliyep si jerman, mangkane kenek tuah..
    by: rokim

    ReplyDelete
  2. ye.. rokim, sing tak jak nang Ngliyep guduk si Jerman, tapi...****
    dadine yo koyo ngene..[opo kae ngglembos ndu?]

    ReplyDelete

toelis komentarmu